
Indonesia dan Malaysia sebenarnya adalah saudara serumpun dari etnis melayu, bedanya Indonesia adalah bekas jajahan Belanda dan terlebih dahulu merdeka yang kemudian di susul oleh Malaysia yang mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris. Ibarat kata Indonesia dan Malaysia adalah kakak dan adik yang sama-sama etnis melayu. Kedua negara tersebut hidup berdampingan dan membentuk suatu wadah organisasi perhimpunan bangsa-bangsa di asia tenggara yang bernama ASEAN (Association of Southeast Asia) yang bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya. Serta memajukan perdamaian di tingkat regional.
Sungguh sangat disayangkan bila ASEAN yang sudah terbentuk ini ternyata hanyalah sebuah simbol belaka sedangkan misi dan visinya yang sudah pernah dirasakan dikawasan Asia tenggara sudah tidak terlihat lagi hanya karena adanya perselisihan diantara masing-masing anggotanya. Tidak dapat dipungkiri bahwa masalah perbatasan yang tidak jelas bagi masing-negara ASEAN dapat memberikan dampak yang fatal bagi kelangsungan negara-negara anggota.
Contoh seperti yang dialami oleh Negara Indonesia dan Malaysia yang saling berebut wilayah perbatasan karena tidak jelasnya tapal batas antara kedua belah negara. Indonesia memiliki jutaan pulau akan terancam kehilangan pulau-pulau terluarnya akibat kurang seriusnya perhatian pemerintah terhadap wilayahnya. Potensi inilah yang akan mengganggu stabilias keamanan Indonesia menjadi kurang terkontrol, sehingga menjadikan negara-negara tetangga mencari kesempatan untuk melebarkan wilayahnya dengan mengakui pulau-pulau terluar indonesia untuk dimasukkan kedalam wilayahnya.
Kenapa kita bangsa Indonesia dan Malaysia selalu saling membenci dan mengumpat habis-habisan? Ternyata setelah di telusuri, rasa saling benci tertanam sejak jaman Soekarno yang pada masa itu telah melakukan
Konfrontasi Malaysia besar-besaran terhadap wilayah yang diyakini oleh
Soekarno akan dijadikan sebagai negara boneka bentukan inggris yang akan mengancam eksitensi dan keberadaan Indonesia pada waktu itu. Hal tersebut sangat beralasan, karena menurut pemikiran banyak orang, Inggris sebelumnya pernah gagal memancangkan kakinya di bumi Indonesia dan masih berupaya untuk meng
invasinya kembali melalui sekutu. Mungkin menurut pemikiran Soekarno waktu itu, bila
Inggris sampai berhasil menguasai malaysia dan menjadikannya sebagai Federasi Malaysia, Inggris akan bisa mengontrol negara tersebut untuk dijadikan sebagai wilayah keduanya dan bisa dijadikan sebagai tempat untuk menginvasi Indonesia untuk yang kesekian kali. Disamping itu inggris juga ingin memasukkan malaysia kedalam
Southeast Asia Treaty Organization (SEATO) yang beranggotakanInggris, Amerika, Filipina, Australia dan Thailand sebagai pakta pertahanan di Asia.
Kenapa sampai sekarang Indonesia dan Malaysia masih saling benci?
Hal tersebut dapat dimaklumi karena Sejarah masa lalu yaitu Konfrontasi RI dengan Malaysia. Seperti AS saat Menginvasi Vietnam, sampai sekarang meski negara udah berdamai akan tetapi rakyatnya masih sedikit banyak menyimpan dendam masa lalu. Jadi apa yang dilakukan oleh pemerintahan RI pada masa itu sebagian masih belum bisa dimaafkan oleh rakyat tua malaysia hingga kegenerasi mudanya turun temurun.
Apa keuntungan pihak asing bila perang Indonesia - Malaysia berlangsung?
Bila perang RI-Malaysia sampai terjadi otomatis pihak asing yang berkepentingan dimasing-masing negara akan merasa diuntungkan dari segi ekonomi, Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam. karena RI dan Malaysia bisa dipastikan saling berlomba untuk melengkapi persenjataan mereka dengan yang lebih mutakhir dan canggih meski ekonomi melemah sekalipun. Sehingga yang paling potensi untuk menanggung hasil akhir dari perang ini adalah rakyat. Disamping itu bila RI - Malaysia bersatu bisa di tebak juga akan banyak negara-negara barat akan kehilangan eksitensinya di
Asia tenggara karena adanya satu ikatan rumpun akan menjadikan RI - Malaysia menjadi kuat dan negara barat menganggapnya sebagai suatu potensi ancaman bagi militer sekutunya di asia tenggara yaitu Singapura dan Australia.
Tindakan apa yang akan dilakukan oleh pihak-pihak asing yang ingin supaya eksitensi mereka di asia tenggara tidak terancam?
Menurut pemikiran saya, keberadaan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan Asia tenggara dan netral dengan segala bentuk militernya akan membuat kawasan lain merasa tersisih dan terancam. Ditambah dengan adanya Malaysia yang nota bene adalah serumpun dan juga memiliki kultur budaya yang sama akan menambah kekhawatiran sebagian negara kawasan Asia tenggara. Oleh sebab itu pihak asing yang merasa keberadaannya terancam oleh Kebesaran militer Indonesia yang pada masa itu, berupaya untuk melumpuhkan armada militer Indonesia dan memperlemah posisinya dimata internasional dengan cara-cara mengembargo militer Indonesia dengan berbagai macam alasan yang pada waktu menggunakan isu HAM. Kemudian saling mengadu domba kedua negara yaitu RI - Malaysia untuk saling membenci dan berperang.
Apa untung ruginya bila Indonesia dan Malaysia saling berperang?
Bagi kedua belah pihak tidak ada yang merasa diuntungkan dari kemenangan perang tersebut, malah sebaliknya keduanya akan merasa kesulitan untuk mengembalikan stabilitas perekonomiannya karena dampak dari perang. Dan ujung-ujungnya rakyat juga yang akan paling sangat dirugikan dan menderita. Coba lihat hasil dari Perang Irak, siapa yang merasa untung dan dirugikan, AS sendiri sebagai agresor juga mengalami kerusakan Ekonomi karena perang bahkan imbasnya keseluruh dunia. Kemudian perang Asia Timur yang digalakkan oleh Jepang melawan AS, siapa juga yang merasa untung dan rugi karena kedua-duanya juga sama-sama hancur dan rakyat juga yang menjadi keganasan dari perang tersebut.
Apa tujuan dari perang yang sebenarnya?
Perang digunakan oleh suatu kawasan atau negara bila wilayahnya merasa terancam dan terjajah atau kedaulatannya dilecehkan oleh negara lain. Dan selama kedua negara tidak saling menyerang dan mengganggu maka perang tidak akan terjadi. Tapi apakah harus dengan perang selama
diplomasi masih bisa diusahakan, karena perang adalah solusi terakhir bila semua jalan yang ditempuh sudah tidak bisa digunakan lagi. Dan siapkah rakyat bila suatu saat nanti mereka akan dibutuhkan untuk keikut sertaannya dalam membela kelangsungan negaranya untuk berperang.
Bagaimana bila Indonesia dan Malaysia bersatu?
Sungguh diluar dugaan, bisa kita bayangkan betapa besar kepercayaan diri kita saat menghadapi tekanan-tekanan dari pihak asing, dengan segala eksitensi Indonesia-Malaysia akan membuat negara kawasan khususnya yang ingin mengacaukan stabilitas dan keamanan akan merasa terpojok dan berpikir dua kali bila ingin menginvasi salah satu dari kita. Dari segi pertahanan kita bisa saling mengisi segala kekurangan yang ada di armadanya masing-masing dan membangun industri pertahanan yang kuat. Saling berbagi dan saling melindungi bila salah satu dari kita terusik oleh kekuatan asing. Itulah yang membuat pihak asing merasa untuk perlu membuat Indonesia - Malaysia saling membenci dan bermusuhan, dengan tujuan agar masing-masing negara mudah untuk di setir dan di kontrol. Ingat asing sangat licik dan bermuka dua.
Dengan apa mereka memecah belah dan mengadu domba kita?
Jawabannya sudah jelas bahwa Intelijen sangat berperan dalam semua ini, jangan sampai kita bernasib sama dengan Uni Soviet yang sangat kuat kemudian terpecah belah menjadi bagian-bagian kecil yang lemah sehingga mudah di kontrol oleh pihak yang berkepentingan disana. Kita harus berani belajar dan mengakui eksitensi Uni Eropa (UE) yang masih bersatu dan kuat untuk saling melindungi. Atau seperti China yang rakyat dengan People Liberation Army (PLA) bersatu padu sehingga menjadi kuat dan masuk dalam daftar ancaman bagi pihak barat (Amerika yang terkenal dengan Super Power).
Jadi masih perlukah kita untuk berperang?
Akhir kata
Seluruh isi tulisan dari blog ini adalah supaya ada kesadaraan dari masing-masing pihak, rekan-rekan, saudara yang setanah air maupun yang dari negeri seberang. Sebagai peringatan janganlah kita mudah terprovokasi oleh pihak-pihak tertentu yang memiliki kepentingan di negeri kita masing-masing. Ingat, seorang provokator akan merasa senang dan puas bila isu yang dilontarkannya mampu mengguncang persaudaraan dan bahkan melibatkan negara. Bahkan dengan melihat adanya banyak kasus yang melibatkan kedua negara maka dia merasa puas.
Siapa yang paling diuntungkan bila terjadi perang? tentunya para produsen senjata beserta kelengkapannya dan pihak-pihak yang memiliki kepentingan tinggi yang bisa mendapat keuntungan dari perang tersebut.
Mohon maaf Bagi yang merasa kurang pas dengan blog ini silahkan dikomentari untuk diralat, saya hanya menganalisa saja sesuai kacamata saya yang nota bene adalah orang bodoh.
Mari bersama-sama mendamaikan Dunia.
Terima kasih...
